Komunitas klimaks, dimana didalamnya terdapat suatu spesies pohon tunggal bentuknya lebih proporsional dari seluruh tegakan dan beberapa diantaranya melebihi 80 % dari strata teratas, tidak diketahui hal ini terjadi di semua devisi geografis yang utama dari Rain Forest.
Struktur hutan single-dominant kemungkinan selalu berbeda luasan dari luas komunitas campuran, stratifikasi selalu diharapkan lebih reguler,dan lebih baik. Stratifikasi Mora di Trinidad, didominasi oleh Mora excelsa, dari suku leguminosa dimana tinggi kira-kira sampai 58 m oleh Bread (1946 a).
Profil diagram dari kelompok yang dihasilkan dan untuk membandingkan satu dari campuran Carpa-Esshweilare (Mixed rain forest, Evergreen seasonal forest) dengan alternatif mora forest dataran rendah di Trinidad. Hal ini dapat dilihat dengan nyata pada diagram, strata tertinggi dari Mora forest yang memiliki kanopi kontinu yang tingginya 37 – 43 m dari atas permukaan tanah, dengan sedikit atau tidak ada celah.
Dengan sendirinya tajuk-tajuk yang berbentuk kerucut menyesuaikan dan berdekatan satu sama lain. Jika dipandang dari udara kanopi mora forest mempunyai kesamaan dengan karakter seperti gelombang di laut (Bread ,1946 P173) bentuk Mora excelsa biasanya 85 – 95 % pohon dalam strata tertinggi dan 62 % semua pohon yang berdiameter 1 ft (30 cm) atau lebih, dibawah strata mora terdapat dua strata pohon yang sangat tidak kontinu pada strata 12 – 25 dan 3 – 9 M. Pada lapisan semak-semak dan penutup pancang dengan semai mora dominan dari seluruh tumbuhan lain. Mora di Trinidad memiliki tiga strata pohon, seperti Mixed rain forest dari atas, tetapi strata A lebih kontinu.
Pada diagram memperlihatkan bahwa seperti Mora forest, strata A banyak sekali kesamaan dari pada Mixed Rain forest , dan selalu kontinu; spesies Eperua bentuk pohon pada lapisan ini umumnya besar. Dibawah stratum tertinggi terdapat lapisan pohon-pohon kecil yang tingginya 8 – 15 m yang menggambarkan strata C dari hutan campuran, tetapi lapisannya terdapat pada lapisan tengah bersesuaian dengan strata B yang ditemui pohon-pohon pada dua lapisan tersebut, dan hutan yang mempunyai struktur AC (dibandingkan dengan struktur A,B,C pada hutan campuran).
Dibawah struktur pohon terdapat lapisan semak/belukar dan lapisan penutup yang lebih disukai oleh herba dan permudaan (semai). Semai dan pancang Eperua sangat melimpah dalam strata terendah. Pendekatan struktur AC, sama seperti pada Guina Wallaba forest yang juga menampilkan Dacryodes – Sloanea forest dari lesser antilles, juga dominan dari spesies tunggal.
Meskipun Mora dan Wallaba hadir sebagai satu spesies tunggal yang sangat dominan yang luas dalam strata A dan parsial atau komplit pada perubahan pada strata B, pada hutan kayu besi di Borneo dan Sumatra (Ternyata komunitas Klimaks di dominasi oleh Kayu besi Borneo, Eusideroxylon zwagerii) stratum B, dominan ekstrim dan hadir pada stratum A. (Gresser 1919 dalam Richard, 1973) menyatakan hutan mempunyai penutup yang rata dan kompak yang terpelihara dari batang yang tingginya 15 – 20 m. Penutupan ini dibentuk pertama-tama dari tajuk Eusideroxylo. Hanya kanopi jarang ditemukan dari ocearsional tinggi Kompesia, shorea atau Intsia. Tumbuhan bawah justru terbuka, tetapi tanaman muda mendominasi dan melimpah.
Hutan hujan tropika di Afrika memiliki dua hamparan yang luas dari komunitas single-dominan klimaks yakni Cynometra alexadri dan Macrobium dewevri. Lapisan penutup di negara bagian timur Belgia, Congo, Uganda. Diskripsi struktur A hutan Cynometra selengkapnya diilustrasikan pada profil diagram yang dipublikasikan oleh Eggeling (1974). Hutan Cynometra dibatasi tiga struktur lapisan dan berbeda dari hutan campuran. Struktur A membentuk spesies yang banyak sekali perbedaan dengan B, sedangkan dulunya mayoritas pohon-pohon struktur A dan B seperti Cynometra,
Struktur A rata-rata menempati level teratas, dimana bentuknya kanopi kontinu mencapai 36 m. Dibawahnya adalah lapisan tengah dari pohon-pohan yang tingginya 11 – 21 m, bentuknya kontinu kecuali pohon-pohon dibawah strata A dan strata C, jarak pohon mencapai tinggi 11 m keatas, kanopi tidak tertutup. Kelompok Macrobium mempunyai struktur kurang normal, spesies dominan tingginya mencapai 35 – 40 m dan bentuk tegakan lebih 90 %. Banyak cabang dan mempunyai luas penampang tajuk yang rapat/lebat sehingga menaungi semua strata lainnya yang sangat miskin.
Dalam hubungannya dengan struktur kelompok Rain forest dengan single-dominant, kemungkinan berasal dari Altingia excelsa forest di Jawa, Sumatra dan hutan Ecaliptus deglupta di New Britania, meskipun bukan tropical rain forest klimaks, hutan Altingia excelsa adalah sekelompok masyarakat lokal dari kumpulan Mixed evergreen forest, jadi menurut Van Steenis (1935) ketinggian 1.000 – 1.700 m dari permukaan laut, type submontana dibandingkan dengan Tropical Rain forest. Keistimewaan dari permukaan struktur tajuk pohon dominan umumnya bersih dengan vegetasi yang besar, kecuali jenis Podocarpus imbrica, strata tertinggi yang dibentuk dari Altingia sepanjang strata atas murni.
Pohon-pohon Eucaliptus tingginya sampai 70 m, berdiri tegak dan kompak diatas lapisan kedua, terbentuk dari campuran spesies Evergreen, sama halnya dengan strata A pada Mixed forest. Terjadinya kelompok Ecaliptus deglupta hanya di new Britania dan bergantung pada keberadaan fire, oleh sebab itu terhadap fire klimaks dan bukan suatu kebenaran kelompok climatic klimaks.
No comments:
Post a Comment
Mohon Komentar. Terima Kasih