Stratifikasi Hutan Hujan Campuran | STRUKTUR HUTAN


Hutan primer campuran yang terdapat di Maraballi creek dan British Guinina terdiri dari tiga strata pohon yakni ( A,B,C yang tersebar dari atas ke bawah) .Pada diagram ditunjukan sebagai srata yang paling terendah yakni strata C yang bersifat continous, dimana dua lapisan teratas kurang lebih discontinous dan bersifat tidak murni .

Kebanyakan batas tertinggi dari stratum A tertutup oleh pohon – pohon dalam stratum B. Starta A dan B bersama – sama memiliki bentuk canopy yang komplet . Tinggi rata- rata pohon pada stratum A pada diagram adalah kira – kira 35 m, tetapi ditempat lain biasanya tingginya lebih dari itu ( 42 m ), stratum B kira – kira 20 m, sedangkan stratum C adalah pohon – pohon yang tingginya diantara 20 m dan semuanya mempunyai batas rendah adalah 4,6 m dengan rata – rata ketinggian adalah 14 m.

Pada jalur profile ( Panjangnya mencapai 135 ft = 41 m ) terdapat 66 pohon yang tingginya lebih dari 15 ft, dimana tujuh pohon disini diduga terdapat pada Strata pertama dan 12 pohon pada strata ke dua dan sisanya pada Strata ke tiga . Tajuk pada Strata A menyamping, tetapi harus diingat bahwa canopinya tertutup dari pada yang tampak pada diagram karena pohon – pohon mempunyai tajuk pada jalur sample, tetapi bagian dasrnya keluar dan tidak nampak .

Pohon – pohon pada sratum A terdiri dari banyak spesis dan familiy (Lecythidaceae, Lauraceaw, Araliaceae). Tajuk – tajuk dari familiy ini biasanya lebih lebar dan dalam serta membentang membentuk payung. Stratum B bersifat lebih continous , tetapi sesekali mempunyai batasan. seperti halnya composisi pada sratum A , srata ini juga terdiri dari banyak spesis yang mempunyai jumlah familiy ( Memiliki banyak perbedaan dari stratum A).

Pada stratum C terdapat banyak gap, dimana kepadatan daun dan cabang – cabang lebih besar daripada tingkatan yang lain dalam hutan , baik tinggi maupun rendah. Lebih dari setengah total keseluruhan individu memiliki spesis pohon – pohon muda dengan strata tertinggi. Sedangkan sisanya adalah spesis – spesis yang tergolong agak lain dari stratum C dan hampir tidak memiliki bentuk yang sama dengan Strata pohon A dan B. (Kecuali Anonanceae dan Violaceae).

Kedua Strata yaitu Strata A dan B memiliki pohon – pohon muda dan untuk Strata C tajuk spesis panjang, meruncing, tajuk conical , lebih panjang daripada lebar. Dibawah ini digambarkan bahwa pohon – pohon yang mewakili diagram profil sebanyak dua pohon pada strata yang berbeda atau pada tanaman berkayu. Keduanya ditemukan tidak terlalu sehat dengan rata – rata tingginya mencapai 1 meter, dan ini bisa disebut dengan sub sratum D.

Pada srata ini ditemukan pohon – pohon muda, pohon pohon palem , tanaman herba (Maranteceae) , dan paku – pakuan yang sama baiknnya dengan tanaman berkayu . Strata terendah dipermukaan tanah yakni Strata E. Strata E terdiri dari semai dan tanaman herba (Dicotil, monocotil , paku – pakuan dan selaginella ) dari sebuah proporsi yang cukup signifikan dari keseluruhan total individu.

Seperti semak belukar , lapisan ini biasanya bersifat discontinyu , dan continyu akan terpencar – pencar , kecuali ketika terbuka dan kadang – kadang bentuk spesis social . Disini tidak terdapat banyak lapisan pada lantai hutan,kecuali untuk beberapa spesis tambahan seperti Fassidens spp.
Pada tanah – tanah yang mengalami ganguan (Karena kebanyakan pohon) seperti yang terlihat pada diagram profil , dimana stratifikasi hutan menanjak naik serupa dengan pohon - pohon hutan , tetapi umumnya diantara beberapa garis terlihat bahwa pohon – pohon terendah tidak mengalami pertumbuhan , dan tidak banyak memiliki bayangan tertinggi atau praktisnya pohon – pohon terendah dengan kanopinya akan dibatasi bersama dengan sebuah garis.

Tajuk A dari pohon – pohon hutan akan memisahkan pohon yang satu dengan yang lain lebih tinggi kepadatannya dibandingkan Strata kedua, karena pada saat akar – akar pohon kelihatan bentuknya. Pohon-pohon pada stratum B mempunyai tajuk yang sangat sempit, luasnya dibawah 10 m. Jumlah spesiesnya banyak dan mencakup banyak famili.

Strata C sangat rapat dan hampir tanpa celah. Tajuk-tajuknya merupakan suatu bentuk yang saling tertutup satu sama lain dan biasanya kokoh dan diikat dengan tumbuhan liana. Pohon-pohon yang berada pada lapisan ini umumnya adalah spesies yang tidak sampai pada ketinggian tertentu. Mempunyai variasi famili, tetapi ada kecenderung memiliki spesies lokal tunggal yang dominan (Sebenarnya spesies bervariasi dari tempat ke tempat).

Pohon-pohon yang tertinggal didalam strata ini adalah spesies pohon-pohon muda di strata B; spesies muda pada strata A kelihatannya merupakan spesies stratum C, seperti hasil laporan di Guiana dan Borneo yang kebanyakan mempunyai tajuk berbentuk kerucut kecil, tetapi individu yang tua kadang-kadang mempunyai tajuk yang lebar dan lebat.

Strata semak (D) sangat tidak pasti, terdiri dari sebagian besar pohon-pohon muda yang dimiliki oleh strata B dan C. Jadi tidak dapat dibedakan antara lapisan ini dengan lapisan pohon terendah. Spesies yang seharusnya dimiliki oleh strata B sedikit (kebanyakan yang ada adalah pohon yang berukuran kecil dibanding semak belukar). Kepadatan lapisan semak belukar sangat berubah-ubah, di dalam hutan yang tak terganggu perkembangannya sulit, dan di beberapa tempat semak belukar dan lapisan penutup/tanah kedua-duanya hampir berkurang.

Lapisan yang paling rendah dihutan adalah lapisan penutup (E) dimana terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang bervariasi tinggi dari beberapa centimeter sampai dengan lebih dari 1 meter. Komponen yang biasanya mendominasi antara lain semai, rumput-rumputan dikotil dan monokotil dan paku-pakuan. Lapisan ini dalam perkembangannya lebih tidak samarata dibandingkan dengan lapisan hutan yang terbuka, tetapi pada tempat-tempat yang terbuka, akan ditutupi oleh pertumbuhan rumput dan permudaan lebih rapat, tidak ada lumut ditanah.

Besarnya diskontinu dari dua pohon pada strata tertinggi merupakan suatu faktor istimewa dalam hutan ini. Strata A sangat terbuka kemungkinan merupakan suatu konsukuensi relatif dari kerasnya iklim musin panas dan mungkin suatu ciri khas dari “Evergreen forest” di Afrika timur.

Tiga contoh hutan hujan campuran yang dapat memberikan corak dan bentuk utama stratifikasi, meskipun terdapat beberapa perbedaan yang signifikan. Dari data yang ada dan bentuk informasi yang lain, tersedia pernyataan yang umumnya dipakai mengenai struktur dari hutan hujan campuran yang adalah sebagai berikut :

  • Adanya lima strata yang independen dari tumbuh-tumbuhan; terdapat tiga lapisan pohon dimana ketiga lapisan tersebut diistilahkan sebagai strata A, B dan C yang terdiri atas seluruh pohon-pohon, stratum D terdiri atas tumbuhan berkayu tetapi sebagian rumput-rumputan, herba sering berada pada strata semak-semak, hanya sedikit yang komponen-komponennya adalah semak dalam sautu ekosistim dan lapisan terendah (E) terdiri dari rumput dan permudaan (Semai).
  • Tinggi setiap strata bervariasi dari tempat ke tempat, tetapi tidak berada pada luasan terbatas. Tinggi setiap strata beragam Strata A adalah 30 m atau lebih pada hutan Guina, di Borneo diatas 35 m dan di Nigeria 42 m, tinggi strata B adalah 20, 18, dan 27 m, dan strata C adalah 14, 8, dan 10 meter.
  • Strata A biasanya memiliki kanopi yang kurang lebih diskontinu, meskipun dianggap bervariasi diantara ke tiga profil; sebagai bukti nyata bahwa Hutan hujan (Rain forest) sangat tinggi dan lebih kaya. (Malay Peninsula memiliki tinggi rata-rata pohon yang sangat tinggi mencapai 200 ft (61 m). Lapisan ini dalam prakteknya bersifat kontinu. Ada beberapa bukti bahwa strata A dalam perkembangannya menjadi tidak kontinu seperti mendekati batas iklim dari Rain Forest. Strata B kontinu atau sedikit banyak diskontinu;, strata C selalu kurang lebih kontinu dan seringkali merupakan lapisan hutan yang lebih rapat.
  • Strata A secara vertikal diskontinu, antara kanopi yang berdekatan kemungkinan jarang. Demikian pula pada hutan di Guina ada beberapa yang diskontinu antara strata B dan C, tetapi sedikit antara A dan B; Hutan Borneo terdapat celah antara strata A dan B, tetapi tidak ada antara B dan C, di Negeria seperti halnya di Guina diskontinu antara B dan C. Batas vertikal dari lapisan semak dan penutup tidak pernah habis.
  • Setiap strata hutan mempunyai perbedaan dan karakteristik komposisi floristik, tetapi semua strata kecuali strata A dan B memiliki jenis tanaman muda dan setiap strata tertinggi bentuknya mantap dan lebih proporsional dari jumlah total individu.
  • Pohon-pohon pada setiap strata mempunyai karakteristik bentuk tajuk. Strata A bentuk tajuknya lebar atau sama seperti payung, strata B mempunyai tajuk dalam lebar atau pelebaran, Strata C berbentuk kerucut dan meruncing, banyak yang lebih tinggi daripada lebar.

No comments:

Post a Comment

Mohon Komentar. Terima Kasih

JURNAL PENELITIAN

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer