Penilaian Kesehatan Hutan

 
Konsep penilaian kesehatan hutan menurut kerusakannya (Mangold, 1997) menilai kesehatan hutan berdasarkan kesehatan pohon penyusunnya, sedangkan kesehatan pohon dipengaruhi oleh kerusakan yang terjadi pada pohon tersebut. Kerusakan atau cacat yang dimaksud dalam penilaian ini adalah segala macam kerusakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman selanjutnya. Nilai penting kerusakan bagi pertumbuhan ditentukan oleh tipe, lokasi pada tanaman dan tingkat keparahan kerusakan yang terjadi. Tipe kerusakan biasanya sangat spesifik dan masing-masing mempunyai nilai yang spesifik pula. Kanker pada bagian batang memberikan risiko kerusakan lebih tinggi dibanding dengan kerusakan oleh pembengkokan batang Lokasi kerusakan ditentukan berdasarkan atas kedudukan kerusakan pada bagian batang pokok dan pada bagian tajuk. Batang pokok merupakan lokasi yang mempunyai nilai kerusakan lebih tinggi dibanding bagian tanaman yang lain, makin dekat dengan permukaan tanah nilai kerusakan lebih tinggi. Keparahan merupakan faktor lain yang menentukan nilai penting suatu kerusakan dan batas minimalnya ditentukan berdasarkan atas proporsi bagian tanaman yang rusak. Kanker batang yang lebar luka terbesarnya lebih dari 20% lingkar batang tempat kanker terjadi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman selanjutnya. Berdasarkan Forest Health Monitoring Field Methods Guide (1995), ada 7 (tujuh) indicator utama yang digunakan dalam menilai kesehatan hutan, yaitu Nilai hutan, Klasifikasi Kondisi Tajuk, Penentuan Kerusakan dan Kematian, Radiasi Aktif Fotosintesis, Struktur Vegetasi, Jenis-jenis Tanaman Bioindikator Ozon, dan Komunitas Lumut Kerak, dimana metode, standar ukuran dan jaminan mutunya telah ditetapkan untuk masing-masing indicator. Namun dalam praktikum ini, yang dipantau hanyalah tingkat kerusakan dan kematian pada tegakan di kebun benih ini. Konsep penilaian kesehatan hutan menurut kerusakannya (Mangold, 1997 dalam Sumardi dan Widyastuti, 2004) menilai kesehatan hutan berdasarkan kesehatan pohon penyusunnya, sedangkan kesehatan pohon dipengaruhi oleh kerusakan yang terjadi pada pohon tersebut. Kerusakan pohon dalam hutan dapat terjadi karena aktivitas patogen, serangga atau factor alami, termasuk aktivitas manusia. Kerusakan ini pada batas tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon dalam hutan dan secara keseluruhan dapat mempengaruhi kesehatan hutan. 
 
Dalam pengelolaan hutan masa kini dan masa depan, informasi tentang kerusakan hutan sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan kondisi hutan. Selain itu, informasi kerusakan hutan ini juga dapat digunakan untuk menilai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dari kondisi yang diharapkan. Dalam pemantauan kondisi kesehatan hutan, kerusakan-kerusakan yang diperhitungkan adalah kerusakan yang mematikan pohon atau yang mempengaruhi pertumbuhan pohon selanjutnya dalam jangka panjang. Standar penggolongan untuk menilai kerusakan diperlukan agar data yang diperoleh dapat ditelaah dan bermakna. Nilai penting kerusakan bagi pertumbuhan ditentukan oleh tipe, lokasi pada tanaman dan tingkat keparahan kerusakan yang terjadi. 
 
Tipe kerusakan biasanya sangat spesifik dan masing-masing mempunyai nilai yang spesifik juga. Lokasi kerusakan ditentukan berdasarkan atas kedudukan kerusakan pada bagian batang pokok dan pada bagian tajuk. Batang pokok mempunyai nilai kerusakan yang lebih tinggi disbanding bagian tanaman yang lain. Kelas keparahan dan batas minimum ditentukan sesuai dengan jenis kerusakan yang dinilai dan ditentukan berdasarkan proporsi bagian tanaman yang rusak.. Kematian pohon oleh kebakaran, angin, penebangan, kumbang penggerek kayu atau sebab lainnya dapat saja terjadi, walaupun tanda-tandanya tidak nampak. Perkiraan sebab kematian dan lama waktu kematian dapat terjadi merupakan informasi berharga bagi telaah selanjutnya. (Sumardi,Widyastuti,2004)

No comments:

Post a Comment

Mohon Komentar. Terima Kasih

JURNAL PENELITIAN

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer